Sabtu, 14 November 2015

KRISIS MORAL PELAJAR

Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan dengan lingkungan orang-orang dewasa. Setiap orang setelah mengalami masa anak-anak dan menghadapi masa remaja akan mengalami masa peralihan yang waktunya sangat singkat (Djamali, 1984:50) Masa peralihan ini adalah masa kritis (berbahaya), disebut juga fase negative dan acuh tak acuh pada keadaan lingkungannya.
          Kenakalan remaja sebagaian besar merupakan suatu protes terhadap kenyataan yang ada, seperti kurangnya belaian kasih sayang dari orang tua, lingkungan sekitar karena merasa terlantar dan dimusuhi kemudian didukung dengan banyaknya tayangan televisi baik sinetron yang kurang mendidik maupun iklan dan acara televisi lainnya yang kurang bisa dipahami dengan bijak oleh para remaja.
          Kenakalan remaja lebih mencerminkan tempat dan lingkungan rumah, walaupun lingkungan di luar rumah juga mempunyai pengaruh dalam pembentukan identitas para remaja. Orang tua sering lupa diri, dengan melakukan kesibukan di luar rumah. Sementara anak-anak yang memerlukan perhatian, pendidikan dan belaian kasih sayang terlupakan, anak-anak mencari jalan sendiri-sendiri tanpa arah dan bimbingan. Pendidikan anak-anak tidak utuh, mereka hanya kenyang belaian material seperti uang, kendaraan dan fasilitas lainnya tetapi miskin terhadap belaian kasih sayang.
          Di Indonesia, kenakalan remaja saat ini sudah sangat memprihatinkan, bahkan di lingkungan pendidikan yang statusnya sebagai pelajar tindakannya sudah mulai menyimpang dari peraturan, mulai dari meniru gaya gaul yang belum tentu betul, keras kepala, tidak patuh terhadap orang tua dan guru, membolos sekolah, tidak mau belajar, suka berkelahi, kurang sopan, cara berpakaian yang tidak benar, merokok, minum-minuman keras, bahkan sudah sampai terlibat narkoba, seks bebas dan lain-lain.
          Pelajar atau remaja sebagai bagian dari masyarakat, bangsa dan Negara adalah sumber potensial dari suatu Negara, mereka turut bertanggung jawab atas berhasil tidaknya pembangunan yang sedang berlangsung.
          Sebenarnya yang menyebabkan kenakalan remaja adalah karena jiwa tertekan, disebabkan salahnya pendekatan orang tua, pendidikan di sekolah dan pengaruh lingkungan. Maka peranan orang tua, guru dan pemerintah merupakan faktor yang dominan di dalam pembinaan remaja sebagai tulang punggung bangsa.
          Pendidikan berawal dari rumah, maka pembinaanpun berawal dari rumah, terutama pendidikan agama, kesusilaan, kesopanan dan budi pekerti luhur.
Sesuai dengan keadaan dewasa ini, sekolah sebagai tempat pendidikan dan dapat pula menjadi sumber konflik di antara remaja. Penegakan disiplin, ketertiban, kesopanan, kesusilaan, pengawasan diperketat dengan lebih bersifat edukatif dan persuasive. Kesamaan pandang dan langkah antara guru dan segenap civitas akademika mempengaruhi keberhasilan pembinaan moral siswa di sekolah dengan tidak mengeyampingkan peran orang tua. Keaktifan guru yang mengajar adalah juga merupakan salah satu faktor yang bisa mengatasi kenakalan remaja. Di samping itu program bimbingan dan konseling di sekolah juga mempunyai peranan dalam penyelesaian masalah kenakalan remaja di sekolah, ditambah lagi dengan adanya keterpaduan antara proses pengajaran dengan proses bimbingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar