Sabtu, 31 Oktober 2015

IZINKAN AKU MEMILIH


Pagi ini dengan sambutan matahari yang memancarkan sinarnya dengan sukarela. Aku melaksanakan aktivitasku seperti biasanya. Berangkat pagi-pagi ke sekolah,bukan karena aku rajin melainkan hanya untuk mengerjakan tugas dari guru yang memang belum aku kerjakan. Tapi ya sudahlah,namanya juga pelajar.
Di sekolah aku salah satu anak yang memang dapat di kategorikan jail dan paling banyak bicara. Tapi aku masih punya banyak teman yang selalu mengerti dengan perilakuku selama ini. Di saat bel istirahat berbunyi,aku dan teman-temanku bersiap untuk mengatur formasi seperti biasanya yakni,duduk di depan kelas sambil bercanda dan tertawa dengan bangku sadanya kami tetap bersendau gurau bersama dan tak ku pungkiri bahwa terkadang juga kami duduk di lantai. Di tengah-tengah kami tertawa.. tiba-tiba saja ada suara yang memanggil namaku.
“Niko…” (dengan suara lembut)

Dari suaranya,sepertinya suara itu tak lagi asing di telingaku. Seketika itu teman temanku yang semula tertawa berubah menjadi diam. Seketika itu juga aku langsung melihat ke anak yang memanggilku. Setelah aku melihatnya,ternyata itu Dara ( Pacarku ). Aku langsung menghampirinya.
“Iya.. ada apa ? “ (Tanyaku)
“Aku mau ngomong sama kamu “ (jawab Dara)
“Ya.. ngomong aja! (kataku)
“Ini masalah kak Nadya. Kamu pasti sudah tau kan bagaimana perasaan kak nadya ke kamu. Dia ngejar kamu dari satu tahun yang lalu. Apa kamu gak kasihan dengan dia? (Tanya Dara)
Kak nadya merupakan salah satu kakak kelasku yang punya perasaan lebih terhadapku. Sudah setahun lamanya dia mengejar aku tapi perasaanku sama dia masih tetap sama. Aku masih mengaggap dia hanya sebatas kakak kelas,gak lebih dari itu. Setahun yang lalu aku pernah menerima surat darinya.
Untuk niko
Sejak aku pertama kali melihatmu ,aku sudah mulai suka sama
kamu.. senyum mu selalu terbayang di benakku tatkala mentari pagi di
ufuk timur.
Dari:Nadya
Bukan suratnya yang masih teringat di benakku melainkan kejadian pada saat aku membaca surat itu. Dengan cepat guruku mengambil secarik kertas yang sedang aku baca “ssrrrt.. “ suara tangan guru ku yang mengantarku tuk menoleh kearahnya. Wajah ku bengong dan ketakutan,aku takut jika surat itu dibaca di depan kelas.. Dan ketakutanku benar benar terjadi. Dengan keras dan lantang guruku membaca surat kecil itu dengan nada mengejek. Aku semakin malu karena teman teman ku juga ikut mensoraki. Tak heran banyak yang tau soal perasaan kak nadya terhadapku.
“Niko.. “ (sambil menepuk pundak ku) Dara menyadarkanku dari ingatan setahun yang lalu.
“Iya aku tau. Tapi mau gimana lagi. Aku gak ada perasaan sama dia “ (jelasku)
“Ya.. seenggaknya kamu bikin dia bahagia walaupun hanya sebentar” (kata Dara)
“Itu namanya memberi harapan palsu !! “ (jawabku)
“Aku Cuma kasihan sama kak nadya.. kalau aku boleh mengusulkan. Bagaimana kalau kamu putusin aku dan kamu pacaran sama kak nadya “ (dengan wajah tertunduk)
“Dara.. kamu yang benar saja.. itu gak mungkin terjadi. Aku gak mungkin mutusin kamu dan pacaran sama kak nadya. Cinta itu tak harus memiliki Dara ? “ (jelasku sambil mengangkat wajah dara yang tertunduk)
“ Aku tahu.. aku ini perempuan Niko.. Jelas aku tahu bagaiman perasaan kak nadya sekarang. Dia sedih melihat kita memilki hubungan “ (kata Dara)
“Tapi Dara… (Tiba-tiba suara bel berbunyi )
Bel masuk telah berbunyi. Suara bel tersebut memotong pembicaraanku dengan Dara, Sebelum aku menyelesaikan pembicaraanku. Dara langsung pergi meninggalkanku tanpa sepatah katapun dan berlari menuju kelasnya. Begitupun aku,dengan segera aku masuk kelas dan memulai pelajaran selanjutnya.
Di tengah pelajaran,ragaku memang ada di dalam kelas. Tapi,pikiranku kemana-mana. Aku masih kepikiran dengan pembicaraanku dengan Dara. Pikiranku enggan menerima pelajaran yang di berikan guru sampai pada akhirnya bel pulang pun berbunyi. Akhirnya aku pulang ke rumah.
***
Hari ini aku berusaha untuk mencari kak nadya di kelasnya. Aku akan mencoba berbicara sama kak nadya tentang hubunganku sama Dara. Semoga kak nadya mengerti. Ketika aku beberapa langkah lagisampai ke kelasnya tiba-tiba saja kak nadya muncul di hadapanku..”ahh..syukurlah ketemu disini,jadi kan aku gak ke kelasnya dan gak malu sama temen-temennya” dalam hatiku. Aku langsung bicara sama kak nadya.
“kak nadya.. aku ..
“kamu pasti mau ngomong soal Dara kan? (memotong pembicaraanku) “aku tau nik,kamu memang tidak pernah punya perasaan sedikitpun sama aku,walaupun aku berusaha sampai mati pun mungkin aku tidak akan bisa merubah hatimu tuk cinta sama aku” (dengan wajah berkaca-kaca)
“sebelumnya aku minta maaf kak.. walaupun aku gak bisa mencintai kakak seperti yang kakak harapkan,aku janji sama kakak aku bakal menganggap kakak sebagai kakak kelasku. Cuma itu kak.. aku gak bisa punya perasaan lebih..” (sambil memandang wajah kak nadya yang masih tertunduk)
“mungkin ini sudah saatnya nik.. aku harus melupakanmu dan berhenti mengharapkanmu..” (sambil becucuran air mata kak nadya pergi meninggalkanku)
Jujur..aku aku gak tega melihatnya tapi mau gimana lagi,perasaanku hanya untuk Dara aku gak mungkin melpaskan dia. Setelah kak nadya pergi ku matikan handpone yang aku taruh di saku depan. Semua percakapanku sama kak nadya sudah tersimpan di memori handpone ku. Sebenaranya,aku sengaja merekam pembicaraanku sama kak nadya untuk Dara.
***
Malam hari ku termenung sendiri diatas tempat tidur. Aku masih memikirkan apa yang harus aku lakukan sama Dara. Dara adalah wanita yang sangat aku cintai. Aku sudah menjalankan hubunganku selama 3 bulan lamnya. Aku ambil handphone ku dan aku langsung kirim pesan kepada Dara.
“Besok pulang sekolah aku mau bicara sama kamu di gazebo depan “ (pesan ku kepada Dara)
Setelah beberapa menit,Dara kemudian membalas pesan ku.
“Iya” (jawab Dara)
Tak biasanya Dara hanya memblas pesanku dengan singkat. Aku pikir gara-gara tadi siang. Hari semakin larut malam aku masih memikirkan apa yang harus aku bicarakan kepada Dara. Tapi aku masih punya rekaman suara antara aku sama kak nadya..itu bisa dijadikan bahan untuk menjelaskan sama Dara. Mata ku lama-lama tak terasa mulai mengantuk dan pada akhirnya terlelap tidur sampai pagi.
Pagi harinya,walau tak seceria kemarin. Aku tetap pergi ke sekolah dengan semngat belajar. Aku sudah siap dengan jawabanku kepada Dara.
Bel pulang pun berbunyi. Aku bersiap menuju gazebo depan untuk menemui Dara. Aku duduk di gazebo sambil menunggu kedatangan Dara. Tak lama kemudian,Dara datang dengan tas punggungnya yang berwarna merah menghampiriku dan langsung duduk di sampingku.
“ Ada apa?” Tanya Dara dengan wajah yang masih muram
“aku mau ngejelasin masalah yang kita “ (sambil aku menyodorkan handpone ku )
“ini maksudnya apa? (kata Dara)
“Kamu degerin aja dulu..”
setelah itu Dara mendengarkan rekaman suara itu. Aku berharap dengan rekaman suara ini Dara mengerti apa yang sedang aku rasakan. Setelah selesai mendengarkan rekaman itu,aku melihat di wajah Dara yang sudah berkaca-kaca dan sepertinya sudah tak tahan untuk menangis.
“Dara..kamu kenapa ?? (Tanya ku)
“Aku masih kasihan sama kak nadya Niko..kamu tau sendiri kan,di rekaman ini kak nadya nangis. Aku ini cewek,aku tau gimana perasaan kak nadya sekarang “ (sambil terus menangis)
“Dara.. dalam hidupku aku tidak bisa mencintai dua orang. Hatiku ini Cuma untuk kamu. Aku mohon sama kamu,aku bukannya bermaksud jahat sama kak nadya tapi aku gak bisa buat nurutin apa kemaanmu Dara. Terkadang Cinta itu ketika kita melihat seseorang yang kita cintai bahagia,walaupun tidak sama kita” (jelasku)
“ Iya aku ngerti..(sambil berlinangan air mata)
Aku mengangkat wajah Dara untuk melihat wajahku seraya berkata
“Izinkan Aku Memilih Dara.. Dan Aku pilih kamu untuk menjadi belahan jiwaku “ (sambil memeluk erat tubuh Dara)
*TAMAT*

Karya : Jainul Mukhaimin Nurofik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar